NAMA LENGKAP : HANIK RACHMAWATI, S.Pd
SEKOLAH : UPT SMP NEGERI 1 KANIGORO
SUREL/EMAIL : hanikrachmawati97@guru.smp.belajar.id
- Pendahuluan
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Pembelajaran merupakan suatu proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
Penyampaian pembelajaran dengan metode pembelajaran yang variatif menjadi salah satu cara mengatasi kebosanan siswa dalam belajar. Hal ini dapat didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang berkualitas. Misalnya, guru dapat menyajikan materi pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Selain itu dengan berbagai metode-metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif membuat para siswa tidak jenuh terhadap materi dan lebih berkembang.
Memang, menjadi guru sebaiknya up to date dengan perkembangan zaman dan kebutuhan siswa. Setiap murid memiliki kebutuhan, kemampuan, latar belakang, pengalaman, sampai tingkat kematangan yang berbeda-beda. Menjadi guru yang memiliki kemampuan teknologi baik akan membantu proses pembelajaran siswa. Dengan suasana tersebut, diharapkan dapat mengubah suasana kebosanan dalam belajar menjadi senang, lebih bergairah, dan termotivasi. Dengan demikian, prestasi siswa sangat berpotensi mengalami kenaikan.
Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan menjadi salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitasnya dalam mendidik peserta didik. Untuk itu, guru harus mengetahui hakikat belajar dan pembelajaran yang baik. Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru terhadap hakikat tersebut. Selain dapat meningkatkan semangat belajar, pembelajaran yang menarik dan menyenangkan juga memicu seorang guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi pelajaran. Disinilah tingkat kekreativan dan keterampilan mendidik siswa akan terlihat, sehingga guru harus pandai memutar otak. Harapannya, dengan terciptanya pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, akan tercapai pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik.
Dalam pembelajaran IPA, guru harus memanfaatkan berbagai fasilitas dan sumber belajar yang berorientasi pada keterampilan proses dengan mengadakan pengamatan dan penelitian sehingga siswa akan aktif dan kreatif untuk menemukan suatu konsep dalam IPA selanjutnya siswa menjadi aktif dan asyik sehingga belajar IPA akan menyenangkan. Belajar IPA sejatinya menjadi hal yang mudah dan menyenangkan karena meliputi segala sesuatu yang ada dalam diri dan sekitar kita, mulai dari bagian yang paling kecil (partikel) hingga yang paling besar (alam semesta). IPA merupakan komponen pelajaran yang sangat dekat dengan aktivitas manusia sehari-hari, karenanya mempelajarinya pun bisa lebih mudah dan menyenangkan jika menggunakan metode dan strategi yang tepat.
Di dalam kurikulum merdeka kita mengenal istilah pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang berfokus untuk memenuhi kebutuhan murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran yang membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar.
- Isi
Pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. (Ki Hadjar Dewantara). Menurut Ki Kajar Dewantara, setiap individu itu adalah unik. Ki Hajar Dewantara mengingatkan guru bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dan menghubungkannya dengan kodrat zaman. Kodrat diri anak yang bervariasi ini, mengakibatkan terjadinya perbedaan cara belajar murid, perbedaan daya serap dan berbagai perbedaan lainnya. Guru harus jeli melihat keberagaman tersebut dan tidak bisa memaksakan cara belajar tertentu sesuai dengan teori yang mereka yakini baik. Murid juga berhak menerima pembelajaran sesuai dengan cara belajar masing masing, karena itu adalah kodrat alam mereka. Demi memenuhi perbedaan tersebut, maka pembelajaran berdiffrensiasi merupakan salah satu solusi yang patut dipahami oleh guru.
Proses mendiferensiasikan pelajaran dilakukan untuk menjawab kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa. UPT SMP Negeri 1 Kanigoro adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMP di Kanigoro, Kec. Kanigoro, Kab. Blitar, Jawa Timur. Dalam menjalankan kegiatannya, UPT SMP Negeri 1 Kanigoro berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pembelajaran di UPT SMP Negeri 1 Kanigoro dilakukan pada Sehari Penuh. Dalam seminggu, pembelajaran dilakukan selama 5 hari. Sekolah ini terletak di tengah-tengah kota Kabupaten Blitar. Walaupun berada di tengah-tengah kota, namun untuk kualitas kemampuan siswa yang masuk masih sangat rendah. Ini terbukti dari hasil tes diagnostik awal yang menunjukkan bahwa siswa yang paham utuh lebih sedikit dibandingkan siswa yang paham Sebagian, dan siswa yang paham Sebagian lebih sedikit dari siswa yang belum paham. Ini artinya masih banyak siswa yang masih di bawah standar capaian pembelajaran.
Siswa memiliki karakteristik, kekuatan, gaya, dan minat yang berbeda. Ada yang memiliki keterampilan menghitung paling baik, ada yang menyukai kegiatan kelompok, Ada yang menghindar saat bekerja kelompok, ada yang level membacanya paling tinggi, ada murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan keterampilan memahami bacaan mereka, ada yang senang menulis dan ada juga yang lebih senang berbicara. Dari sini dapat disimpulkan bahwa setiap harinya, tanpa disadari, guru dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali bentuknya. Mereka secara terus menerus menghadapi tantangan yang beragam dan kerap kali harus melakukan dan memutuskan banyak hal dalam satu waktu. Keterampilan ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya hal ini terjadi di kelas dan betapa terbiasanya guru menghadapi tantangan ini. Berbagai usaha mereka lakukan yang tentu saja tujuannya adalah untuk memastikan setiap murid di kelas mereka sukses dalam proses pembelajarannya.
Menurut saya karya inovasi praktik baik ini penting karena penerapan diferensiasi pembelajaran merupakan hal yang belum umum dilakukan dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan membagikan praktik ini, mampu menjadi inspirasi atau solusi bagi guru yang mengalami keraguan atau kendala dalam mewujudkan diferensiasi pembelajaran. Dalam praktik baik ini peserta didik sebagai objek/partisipan dan guru sebagai fasilitator. Siswa dituntut untuk terlibat aktif dan tidak hanya sebagai pendengar atau penerima materi dari guru secara mentah-mentah. Semua hal tersebut dapat tercermin dalam aktifitas belajar siswa di dalam kelas saat guru mengajar. Siswa harus bisa membuat produk berupa materi presentasi dari contoh perubahan fisika dalam kehidupan sehari-hari yang sudah dibawanya, selain itu siswa juga harus bisa melaksanakan presentasi di depan kelas yang intinya enerangkan tentang contoh yang dibawanya itu termasuk perubahan fisika ataukah kimia.
Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan, yaitu:
- Menentukan topik yang akan digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi
- Membuat pemetaan kebutuhan belajar siswa, apa saja yang harus dibawa siswa, apa saja yang harus dicapai siswa.
- Menentukan strategi yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi, dalam hal ini yang digunakan adalah model Inquiri yaitu suatu cara penyampaian pelajaran dengan penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analisis dan argumentatif dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan.
- Menerapkan model pembelajaran inovatif yang akan digunakan. Model pembelajaran yang digunakan adalah kontekstual.
- Menentukan dan menggunakan alat-alat digital untuk memberi penguatan materi, diantaranya ada laptop, LCD proyektor, Speaker aktif dll.
Pihak-pihak yang terlibat dalam menyelesaikan tantangan ini diantaranya :
- Kepala Sekolah
Kepala sekolah memberikan informasi terkait masalah yang dihadapi sekolah yaitu rendahnya input kemampuan siswa, dan juga memberikan ijin mengikuti kegiatan apresiasi GTK.
- Staf Sekolah
Staf sekolah memberikan info terkait apresiasi GTK kepada semua guru
- Rekan Sejawat
Rekan sejawat membantu membuatkan bumper video, sehingga video menjadi lebih manis terlihat.
- Murid
Murid sebagai objek utama dalam proses pembelajaran membantu dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang kondusif, pelaksanaan Langkah kegiatan sesuai RPP, dan Kerjasama dalam membuat materi presentasi dan mampu melaksanakan presentasi dengan baik.
Aksi terkait langkah-langkah yang digunakan untuk menghadapi tantangan yaitu:
- Dalam menyelesaikan tantangan yang pertama yaitu menentukan topik yang akan digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi, akhirnya saya memilih topik yang sekarang memang waktunya saya ajarkan. Sehingga murid tidak perlu mengulang atau mempelajari materi yang belum waktunya.
- Untuk membuat pemetaan kebutuhan belajar siswa, saya memerinci bagaimana kemampuan siswa dalam memahami materi ini, diawali dengan membaca materi, kemudian sedikit menyimpulkan mengenai apa yang akan mereka pelajari, apa saja yang harus dibawa siswa, dan apa saja yang harus dicapai siswa.
- Dalam menentukan strategi yang digunakan dalam pembelajaran berdiferensiasi, dalam hal ini yang digunakan adalah model Inquiri menelaah beberapa contoh yang ada dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam perubahan fisika atau perubahan kimia. Pembelajaran diferensiasi yang dilakukan adalah diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Diferensiasi proses yaitu proses memahami perubahan materi, dan diferensiasi produk yaitu dalam membuat produk tampilan saat presentasi. Guru memberikan pilihan yang beragam ke murid berdasarkan minat dalam menyelesaikan masalah, prosedur dalam berkarya dan penggunaan media saat membuat karya
- Menerapkan model pembelajaran inovatif yang akan digunakan. Model pembelajaran yang digunakan adalah kontekstual. Menggunakan bahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari sebagai objek penelitian.
- Alat-alat digital untuk memberi penguatan materi, diantaranya ada laptop, LCD proyektor, Speaker aktif saya meminjamnya dari bagian peminjaman barang untuk kegiatan pembelajaran.
Adapun sintaks/langkah pembelajaran yang dilakukan meliputi:
- Tahap persiapan, berdoa, memberi salam, mengecek kehadiran siswa
- Tahap berikutnya pendahuluan, mengecek seberapa dalam pemahaman siswa mengenai materi sebelumnya, lalu mulai bertanya tentang materi yang akan dibelajarkan.
- Guru mengajak siswa mempelajari materi dan membuatnya dalam produk materi tampilan presentasi
- Guru melakukan pendampingan pada siswa, memberikan contoh-contoh pembuatan media yang baik
- Peserta didik mempresentasikan hasil karyanya dilengkapi dengan media
- Guru memberikan umpan balik dari presentasi siswa
- Guru menayangkan video materi perubahan fisika dan kimia dari internet dan siswa mencatat hal-hal penting yang terkandung di dalamnya.
- Peserta didik membuat kesimpulan akhir dari materi pembelajaran hari ini
Dari praktik pembelajaran IPA yang sudah saya lakukan, maka saya dapat merefleksikan hasil dan dampaknya. Hasil yang didapat berupa produk materi tampilan yang bervariasi, dan media untuk presentasi juga bervariasi. Dampak dari pembelajaran berdiferensiasi ini siswa tampak antusias mencari contoh dan menuangkannya dalam kertas untuk dijadikan alat bantu presentasi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam meracik materi dan merangkumnya menjadi materi siap tampil yang mudah dipahami oleh orang lain.
Melalui penerapan model pembelajaran inovatif dan diferensiasi pembelajaran mampu meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran yang dihadirkan berpusat pada murid, murid memiliki kesempatan belajar sesuai dengan gaya dan minatnya. Nilai profil pelajar pancasila juga dapat terwujud pada dimensi Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif. Nilai mandiri diwujudkan pada regulasi diri untuk mencapai tujuan yang telah dipilih sesuai keinginan pada diferensiasi pembelajaran yang disajikan oleh guru. Nilai bernalar kritis diwujudkan pada kegiatan menganalisis bahan yang dibawa. Berdasarkan testimoni murid, pembelajaran sangat seru dan menyenangkan karena berbeda dari pembelajaran biasanya serta diferensiasi yang dihadirkan oleh guru membuat murid dapat memilih sesuai kemauan dan tidak memberatkan sehingga bisa lebih berkreasi dan bereksplorasi.
Yang menjadi faktor keberhasilan yaitu ketepatan siswa memahami tugas yang diberikan, kesesuaian bahan contoh yang dibawa dengan materi yang akan disampaikan dalam presentasikan. Hal ini juga merupakan salah satu upaya agar murid mampu berpikir kritis dan tingkat tinggi karena harus menganalisis. Selain itu guru merencanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inovatif dan tanggap terhadap pembelajaran paradigma baru, yaitu diferensiasi pembelajaran.
- Penutup
Guru harus beradaptasi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Guru juga harus tanggap terhadap permasalahan pembelajaran yang berasal dari murid ataupun guru itu sendiri, agar keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diraih sesuai tujuan. Model Inquiry merupakan model pembelajaran inovatif lainnya yang dapat diterapkan untuk mewujudkan pembelajaran yang kontekstual dan bermakna sehingga mampu mewujudkan profil pelajar pancasila. Penerapan diferensiasi pembelajaran juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Dengan terwujudkan pembelajaran yang efektif, menarik dan menyenangkan, diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar murid agar selalu memiliki keinginan untuk terus belajar agar membentuk karakter dan kecakapan hidup.